KEGIATAN YASINAN DI DESA BANYUMUDAL DUKUH KALIWINONG DI RUMAH BAPAK PARTANOM RT: 001 RW: 04, KAMIS 11-02-2016
1.
Yasinan
Kata yasinan seakan telah mendarah
daging di hati masyarakat luas terutama ditanah air kita Indonesia, biasanya
berkaitan dengan peristiwa kematian, diungkapkan dalam bentuk seperti suatu
acara peringatan terhadap kematian tersebut.Acara yang diadakan oleh ahli mayit
ini dihadiri oleh para kerabat para tetangga masyarakat sekitar dan terkadang
mengundang orang jauh yang dianggap penting bagi ahli mayit bahkan para kiyai.
Sebelum Islam masuk ke
Indonesia,telah ada berbagai kepercayaan yang dianut oleh sebagian besar
penduduk tanah air ini diantara keyakinan-keyakinan yang mendominasi saat itu
adalah animisme dan dinamisme. Diantara mereka meyakini bahwa arwah
yang telah dicabut dari
jasadnya akan gentayangan disekitar rumah selama tujuh hari kemudian setelahnya akan
meninggalkan
tempat tersebut dan akan kembali pada hari keempat puluh, hari keseratus dan hari keseribunya sehingga masyarakat pada
saat itu ketakutan akan gangguan arwah tersebut dan membacakan mantra-mantra
sesuai keyakinan mereka.
Setelah Islam mulai masuk dibawa
oleh para ulama’ yang berdagang ke tanah air. Mereka memandang bahwa ini merupakan
kebiasaan yang menyelisihi syariat Islam, lalu mereka berusaha menghapusnya dengan perlahan dengan
cara memasukkan
bacaan-bacaaan kalimat-kalimat thoyibah sebagai pengganti mantra-mantra yang
tidak dibenarkan oleh syariat Islam dengan harapan supaya mereka berubah
sedikit demi sedikit dan meninggalkan ajaran tersebut menuju ajaran islam
yang murni .Akan tetapi sebelum tujuan akhir ini terwujud, dan acara pembacaan kalimat-kalimat
Thoyibah ini sudah menggantikan bacaan mantra-mantra yang tidak sesuai dengan
ajaran Islam.
Acara yasinan diduga kuat berasal dari
para wali ketika berusaha menyebarkan Islam didaerah-daerah yang masih menganut
paham Hindu maupun animisme. Mereka menyusupkan ajaran-ajaran Islam ditengah
tradisi dan kebiasaan masyarakat yang waktu itu masih sangat kuat mengakar.
Hal yang sama misalnya dilakukan oleh Sunan Kali Jaga melalui wayangnya, Sunan Gunung Jati melalui lagu-lagunya dan seterusnya. Dalam kondisi tertentu, memang diperlukan teknik-teknik khusus untuk bisa menarik orang kedalam ajaran Islam, kita harus ingat bahwa tidaklah mungkin kita bisa merubah kebiasaan suatu kaum secara drastis, pertentangan akan selalu muncul disana-sini, dan jika tidak bijak menghadapinya malah bisa terjadi bentrokan fisik yang malah akan merugikan semua pihak.
Hal yang sama misalnya dilakukan oleh Sunan Kali Jaga melalui wayangnya, Sunan Gunung Jati melalui lagu-lagunya dan seterusnya. Dalam kondisi tertentu, memang diperlukan teknik-teknik khusus untuk bisa menarik orang kedalam ajaran Islam, kita harus ingat bahwa tidaklah mungkin kita bisa merubah kebiasaan suatu kaum secara drastis, pertentangan akan selalu muncul disana-sini, dan jika tidak bijak menghadapinya malah bisa terjadi bentrokan fisik yang malah akan merugikan semua pihak.
Disini Ijtihad para wali itu mungkin
bisa dimaafkan dan diterima.
Dari sisi lain, sekali lagi
perbuatan-perbuatan semacam itu tidak ada tuntunannya secara agama. Kalau mau
mengaji ya mengaji saja, kenapa harus ditetapkan surah Yasin saja ? kenapa
tidak an-Nisaa’ atau kenapa tidak al-a’la kenapa tidak surah al-Baqarah ?
Firman Allah :
“Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-Qur’an”. (Qs. al-Muzammil : 20).
“Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-Qur’an”. (Qs. al-Muzammil : 20).
“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah” (Qs. at-Taghaabun : 16).